Di MIN 21 Bireuen, Pancasila Ditegaskan Kembali sebagai Jiwa Bangsa
Bireuen, 2 Juni 2025

Ratusan siswa, guru, dan komite Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 21 Bireuen menggelar upacara peringatan Hari Lahir Pancasila dengan khidmat di halaman madrasah, Senin pagi. Dalam cuaca cerah, upacara dipimpin langsung oleh Kepala Madrasah Muntadhar sebagai Pembina Upacara, dengan mengusung tema resmi "Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya".
Amanat Pidato Kepala BPIP: Pancasila Bukan Sekadar Teks
Dalam amanatnya, Muntadhar membacakan naskah pidato resmi Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, yang menegaskan:
"Pancasila bukan sekadar dokumen historis. Ia adalah jiwa bangsa, pedoman hidup, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur."
Pidato tersebut menyoroti peran Pancasila sebagai "rumah besar" bagi keberagaman Indonesia, yang mempersatukan 270 juta jiwa dari beragam latar belakang. Khusus di era digital, BPIP mengajak seluruh lapisan masyarakat memerangi hoaks, ujaran kebencian, dan provokasi melalui literasi digital dan semangat gotong royong.
Implementasi di Lingkungan Pendidikan
Kepala Madrasah Muntadhar dalam wawancara usai upacara menekankan pentingnya internalisasi nilai Pancasila:
"Kami tak hanya mengajarkan Pancasila sebagai hafalan, tetapi sebagai praktik keseharian. Mulai dari penghormatan bendera, kerja kelompok yang mencerminkan gotong royong, hingga penghargaan terhadap perbedaan pendapat di kelas."
Hal ini sejalan dengan arahan BPIP agar pendidikan menjadi tempat lahirnya generasi yang cerdas intelektual, tangguh secara karakter, dan berintegritas moral. Peserta upacara, termasuk siswa kelas V, Aisyah (11), terlihat antusias menyanyikan lagu "Garuda Pancasila" dengan semangat kebangsaan.
Tantangan dan Komitmen Ke Depan
Pidato BPIP juga mengingatkan ancaman nyata terhadap kohesi sosial, seperti ekstremisme, intoleransi, dan disinformasi. Untuk itu, revitalisasi nilai Pancasila harus dilakukan di empat bidang prioritas:
- Pendidikan: Integrasi nilai Pancasila dalam kurikulum dan budaya sekolah.
- Birokrasi: Pelayanan publik yang berkeadilan dan transparan.
- Ekonomi: Pemberdayaan UMKM dan koperasi agar keadilan sosial terwujud.
- Ruang Digital: Etika berinteraksi berdasarkan Pancasila.

Kolaborasi Segitiga Emas
Seacara terpisah Ketua Komite Madrasah, Tgk. Marzuki, saat tim redaksi mewawancarinya menyatakan dukungan:
"Komite akan bekerja sama dengan guru dan orang tua untuk menciptakan program parenting berbasis Pancasila, seperti pelatihan anti-hoaks bagi wali murid dan proyek sosial lintas agama."
Hal ini memperkuat pesan BPIP bahwa pembumian Pancasila adalah tanggung jawab kolektif seluruh elemen bangsa, bukan hanya pemerintah.
Penutup: Pancasila sebagai Denyut Nadi Pembangunan
Upacara ditutup dengan seruan agar Hari Lahir Pancasila tidak sekadar seremonial, tetapi menjadi momentum revolusi mental. Sebagaimana ditegaskan dalam pidato BPIP:
"Jika kita ingin mewujudkan Indonesia Raya, pastikan Pancasila tetap menjadi jiwa dalam setiap denyut nadi pembangunan."
Dengan semangat ini, MIN 21 Bireuen berkomitmen menjadikan Pancasila sebagai nafas kegiatan akademik dan kesiswaan menuju Indonesia Emas 2045.
Dirgahayu Pancasila!
Kontributor: Tim Jurnalistik MIN 21 Bireuen
Belum ada Komentar untuk "Di MIN 21 Bireuen, Pancasila Ditegaskan Kembali sebagai Jiwa Bangsa"
Posting Komentar