Bireuen, – Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 21 Bireuen terus memperkuat komitmennya dalam membentuk karakter religius peserta didik melalui program “Lima Belas Menit Mengaji Al-Qur’an Sebelum Belajar”. Gerakan ini merupakan bagian dari Gerakan Tuntas Baca Al-Qur’an (GTBQ) yang digalakkan Pemerintah Aceh, sekaligus upaya menanamkan cinta Al-Qur’an sejak dini di tengah penerapan Syariat Islam di Serambi Mekkah. Setiap pagi, sebelum pelajaran dimulai, seluruh siswa MIN 21 Bireuen dipandu oleh wali kelas masing-masing membaca Al-Qur’an selama 15 menit.
Kegiatan ini tidak hanya diikuti siswa, tetapi juga para guru dan staf madrasah. Metode pembelajarannya disesuaikan dengan kemampuan siswa, mulai dari tingkat dasar (Iqra’) hingga lanjutan (tahsin dan tahfiz).Kepala MIN 21 Bireuen, Muntadhar, menegaskan bahwa program ini sejalan dengan visi Aceh sebagai daerah yang menjunjung tinggi Syariat Islam. “Al-Qur’an adalah pedoman hidup. Melalui kebiasaan membaca dan mempelajarinya sejak kecil, kita harapkan anak-anak tidak hanya lancar mengaji, tetapi juga tumbuh menjadi generasi yang berakhlak mulia,” ujarnya.
Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari orang tua. Menurut Rosmaini, S.Pd, wali kelas V/a, kolaborasi dengan keluarga melalui buku penghubung memastikan progres mengaji siswa terus terpantau. “Orang tua melaporkan perkembangan anak di rumah, sehingga kami bisa mengevaluasi dan memberikan perhatian khusus kepada siswa yang perlu pendampingan lebih,” jelasnya.
Salah satu orang tua, Furqan (36), mengaku program ini telah membawa perubahan signifikan pada putrinya. “Anak saya kini lebih semangat belajar mengaji dan hafal beberapa surat pendek. Ini membanggakan sekaligus menguatkan nilai agama dalam keseharian kami,” tuturnya.
Sebagai provinsi yang konsisten menerapkan Syariat Islam, Aceh memang menaruh perhatian besar pada pendidikan Al-Qur’an. Dinas Pendidikan Aceh menyatakan bahwa program serupa telah dijalankan di 1.200 lebih madrasah dan sekolah umum se-Aceh. Langkah ini diharapkan mampu menekan angka buta huruf Al-Qur’an dan memperkuat identitas keislaman generasi muda.
Dengan semangat Aceh Caröng dan Aceh Teuga, MIN 21 Bireuen bertekad menjadikan gerakan ini sebagai tradisi berkelanjutan. “Menguatkan fondasi agama sejak dini adalah investasi terbesar untuk masa depan Aceh yang gemilang,” pungkas Muntadhar.
Program 15 menit mengaji ini tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi juga simbol komitmen Aceh dalam melahirkan generasi Qurani yang intelek dan berakidah kuat—sesuai prinsip Adat Bak Po Teumeureuhom, Hukom Bak Syiah Kuala. (Humas MIN 21 Bireuen)
Bagikan Artikel ini
Belum ada Komentar untuk " MIN 21 Bireuen Galakkan 15 Menit Mengaji Sebelum Belajar, Wujudkan Generasi Aceh Yang Qurani"
Belum ada Komentar untuk " MIN 21 Bireuen Galakkan 15 Menit Mengaji Sebelum Belajar, Wujudkan Generasi Aceh Yang Qurani"
Posting Komentar