Di Balik Dinding Aula MAN 2 Bireuen, Tim MIN 21 Bireuen Ukur Kematangan Kinerja Pendidikan

Di bawah langit biru yang sejuk, Aula MAN 2 Bireuen menjadi saksi bisu perhelatan penting bagi MIN 21 Bireuen pada Jumat, 25 November 2022. Ruang pertemuan itu disulap menjadi arena dialektika pendidikan, di mana tim Penilaian Kinerja Empat Tahunan (PKET) dan Penilaian Kinerja Kepala Madrasah (PKKM) hadir untuk mengevaluasi kinerja MIN 21 Bireuen. Acara ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan momen introspeksi dan akselerasi menuju madrasah bermutu tinggi yang berkarakter.

  

Proses Penilaian: Simfoni Kolaborasi antara Pengawas dan Praktisi

Dipimpin oleh Ketua PKET Dra. Hj. Zakiah, MM—seorang pengawas pembina yang dikenal visioner—tim penilai bergerak layaknya orkestra yang harmonis. Anggotanya terdiri dari pakar pendidikan: Muhammad Daud, S.Ag, M.Pd (bidang supervisi dan kurikulum), Drs. M. Yunus, M.Pd (penilai bidang sarpras dan humas), H. Hasanuddin,S.Ag, M.Ag (penilai bidang kesiswaan dan ektrakurikuler), serta Saidinur, S.Pd.I dari Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Bireuen. Mereka membuka sesi dengan duduk melingkar bersama Kepala Madrasah Muntadhar, S.Pd.I, M.Pd.I, dan tim pendampingnya.

Dra. Zakiah, dalam pembukaannya, menyampaikan filosofi penilaian: “PKET dan PKKM adalah cermin untuk melihat sejauh mana madrasah telah menjadi taman belajar yang memanusiakan. Bukan angka semata, tetapi bagaimana setiap kebijakan menyentuh kebutuhan siswa dan guru.”

Tim MIN 21 Bireuen: Narasi Dedikasi dari Tiap Bidang
Muntadhar, dengan ketenangan khas seorang pemimpin, memandu presentasi timnya yang berisi laporan kinerja empat tahun terakhir. Setiap anggota tim tampil dengan data padat dan kisah inovasi:

  1. Fitriah, S.Pd.I (Kurikulum): Memamerkan kurikulum berbasis proyek (PjBL) yang mengintegrasikan nilai Islami dengan STEM (Science, Technology, Engineering, Math). “Siswa kami tidak hanya hafal ayat, tetapi juga mampu memanfaatkan daur ulang sampah secara sederhana,” ujarnya bangga.
  2. Muhammad Nadhir, S.Pd.I (Sarpras): Menunjukkan bukti fisik revitalisasi laboratorium komputer dan ruang kreativitas siswa yang dipenuhi karya seni kaligrafi 3D. 
  3. Mauliddin Nur, S.Ud, M.Fil (Kesiswaan): Mengisahkan program “Satu Siswa Satu Hafalan” dan klub debat bahasa Arab, syarhil quran, tilawah (MTQ) yang kerap menjuarai kompetisi regional. 
  4. Aulianum, SE (Keuangan): Menjelaskan sistem digitalisasi laporan keuangan berbasis aplikasi yang meminimalkan kesalahan administrasi.
  5. Sudirman, S.Pd.I (Perwakilan Komite Madrasah): Menyoroti peran orang tua dalam menyokong penuh kegiatan ekstrakurikuler dan bantuan siswa kurang mampu.

Tim PKET tak hanya mendengar, tetapi turun langsung memverifikasi data. Saidinur, S.Pd.I, terkesan dengan ruang perpustakaan interaktif dan sudut baca MIN 21 Bireuen: “Ini bukti bahwa literasi bukan lagi mimpi, bahkan di daerah.” Sementara H. Hasanuddin, M.Ag, mengapresiasi pendekatan spiritual dalam pembinaan siswa, seperti shalat Dhuha berjamaah dan program tahfiz mobile.

Catatan Kritis dan Janji Perbaikan
Di sesi refleksi, Drs. M. Yunus, M.Pd, mengingatkan pentingnya memperluas jaringan kerjasama dengan masyarakat dan lembaga non-formal lokal untuk program peningkatan pembinaan karateristik siswa. Sementara Muhammad Daud, S.Ag, M.Pd, menyarankan penguatan pelatihan guru dalam penggunaan AI untuk evaluasi pembelajaran.

Muntadhar menyambut masukan tersebut dengan tangan terbuka: “Kami akui masih ada ruang untuk tumbuh berkembang demi kemajuan madrasah. Hasil penilaian ini akan menjadi kompas untuk menyusun roadmap lima tahun ke depan.”

Penutup: Madrasah sebagai Episentrum Peradaban
Ketika senja mulai menyapa, tim PKET berpamitan dengan membawa segudang catatan dan harapan. Di pelataran Aula MAN 2 Bireuen, Muntadhar beserta timnya berfoto bersama—gambar yang mengabadikan komitmen mereka untuk terus bergerak.

PKET-PKKM bukan akhir, melainkan titik awal bagi MIN 21 Bireuen untuk menorehkan sejarah baru. Seperti akar pohon yang menjalar ke bumi, evaluasi ini mengajarkan bahwa kualitas pendidikan lahir dari kerendahan hati untuk dikoreksi dan keberanian untuk berubah. Di tangan para pendidik yang tulus, madrasah bukan hanya sekolah—ia adalah cahaya yang menyinari masa depan.

Kontributor: Tim Jurnalis/Humas MIN 21 Bireuen

Belum ada Komentar untuk "Di Balik Dinding Aula MAN 2 Bireuen, Tim MIN 21 Bireuen Ukur Kematangan Kinerja Pendidikan"

Posting Komentar

Top Ad Articles

Middle ad article 1

Middle ad article 2

Iklan under Artikel